Sambas, Sambasnews
Sebanyak 23 gabungan Desa dari Kecamatan Sajad, Kecamatan Sejangkung dan Kecamatan Sebawi mengikuti Bursa Inovasi Desa oleh Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID).
Dibantu oleh pendamping desa di tiga kecamatan tersebut, acara ini berlangsung sukses dan menarik banyak perhatian warga.
Camat Kecamatan Sajad, Jumli mengatakan Program Inovasi Desa atau Bursa Perturan Inovasi Tahun Anggaran 2019 ini, dirancang untuk memunculkan adanya inovasi dalam praktik pembangunan desa dan solusi inovatif untuk menggunakan dana desa secara tepat dan seefektif mungkin.
"Melalui Program Inovasi Desa juga diharapkan dapat menjawab kebutuhan Desa-Desa terhadap layanan teknis yang berkualitas. Strategi yang dikembangkan dalam PPID dilakukan melalui pertukaran pengetahuan dan penyebarluasan secara meluas praktek-praktek kegiatan pembangunan desa yang telah dinilai inovatif, serta melalui penyediaan informasi dan dukungan teknis terhadap penyedia jasa layanan teknis,"katanya, Rabu (31/7).
Proses pertukaran pengetahuan dan penyebarluasan praktik pembangunan yang inovatif, serta penyebarluasan informasi Penyedia Jasa Layanan Teknis akan menjadi efektif jika dilakukan pada saat Desa-Desa sedang dalam proses perencanaan kegiatan pembangunan.
"Maksud dari Pelaksanaan Bursa Pertukaran Inovasi adalah Menjembatani kebutuhan Pemerintah Desa akan solusi bagi penyelesaian masalah, serta inisiatif atau alternatif kegiatan pembangunan desa dalam rangka penggunaan dana desa yang lebih efektif dan inovatif,"jelasnya.
Sementara itu, satu diantara Pendamping Desa wilayah Kecamatan Sebawi, Aan mengatakan, terdapat beberapa hal yang menjadi tujuan pelaksanaan Bursa pertukaran Informasi Desa.
"Yang pertama mendiseminasikan informasi pokok terkait Program Inovasi Desa (PID) secara umum, serta Program Pengelolaan Pengetahuan dan Inovasi Desa secara khusus,"ungkapnya.
Kemudian Menginformasikan rencana kegiatan dan Menginformasikan secara singkat pelaku-pelaku program di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa.
"Tujuan lainnya yaitu memperkenalkan inisiatif atau inovasi masyarakat yang berkembang di desa-desa dalam menyelesaikan masalah dan menjalankan kegiatan pembangunan, lalu menjaring komitmen Pemerintah Desa untuk mengadopsi atau mereplikasi inisiatif atau inovasi yang dipelari dalam Bursa,"jelasnya.
Dia juga mengatakan, harapan Program inovasi desa menjadi solusi yang inovativ dalam menjawab kebutuhan masyarakat tingkat desa, maka dari itu aparatur desa harus jeli dalam memilih kegiatan yang ada dalam menu bursa, karena harus sesuai dengan tipologi masing-masing desa.
"Selaku pihak pengguna anggaran desa, pemerintah desa dituntut jeli, selektif dan efektif dalam merealisasikan seluruh kegiatan yang sudah disepakati bersama masyarakat dalam musyawarah desa, selain menjadi kegiatan pertukaran informasi, diharapkan untuk kedapan kegiatan ini akan menjadi ajang silaturahmi bagi seluruh aparat desa, sehingga terjalin kerja sama yang baik dalam membangun daerah kabupaten sambas,"paparnya.
Ditahun anggaran 2019 PSDM (Pembangunan Sumber Daya Manusia ) menjadi komponen baru dalam Program Inovasi Desa, dimana KPM (Kader Pembangunan Manusia) di setiap desa menjadi penggerak dalam menjalankan siklus konvergensi pencegahan stunting tingkat desa
"Ini diharapkan mengoptimalkan kegiatan layanan, koordinasi layanan dan perubahan prilaku menjadi tujuan utama dalam peningkatan akses layanan bidang kesehatan,"tuturnya.
Dari 60 kota/kabupaten seluruh indonesia, 5 kecamatan dikabupaten sambas rawan stunting, salah satu diantaranya adalah kecamatan Sajad. Sangat diharapkan pelatihan atau peningkatan kapasitas KPM tiga kecamatan beberapa waktu lalu di kecamatan sajad dapat berjalan maksimal sesuai harapan.
Selain tentang pencegahan Stunting, peningkatan akses layanan bidang pendidikan ikut menjadi prioritas khususnya PAUD.
Tokoh Masyarakat di Kecamatan Sajad, Uray Fajariansyah mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurut dia, Bursa Inovasi Desa menjadi sarana efektif bertukar informasi tentang program pembangunan desa.
"Keberadaan Bursa Inovasi Desa menjadi sarana pertukaran informasi yang sangat bermanfaat, dari sini desa-desa dapat mencontoh atau belajar dengan desa lainnya yang dianggap memiliki kesamaan tipikal topografi atau potensi, sehingga penggunaan anggaran desa menjadi efektif tanpa menerka-nerka,"jelasnya.
Selain itu kata Uray Fajariansyah, Bursa Inovasi Desa tak boleh luput dari sentuham teknologi, sehingga sarana pertukaran atau berbagi informasi tak hanya bisa dilakukan oada saat dilaksanakannya Bursa tersebut.
"Penting juga bahwa tiap desa mesti memiliki profil potensi dan inovasi, ini bisa dimasukkan kedalam sebuah wadah, bisa jadi website Inovasi Desa yang dibantu oleh Pemda, sehingga akan memudahkan akses informasi tentang inovasi di suatu desa,"tukasnya.
Bursa inovasi desa |