Dinsos PMD Gelar Sosialisasi Indeks Desa Membangun, Edi: Pengukuran IDM 2021 Berbasis Teknologi dan IT

Editor: Redaksi

 

Bupati Sambas saat menghadiri sosialisasi pengukuran IDM tahun 2021 yang digelar Dinsos PMD Kabupaten Sambas, Senin (25/1).

Sambasnews.com (SAMBAS)- Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD), menggelar Sosialisasi Pengukuran Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2021, Senin (25/01/2021). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili serta sejumlah pendamping desa dan stakeholder lainnya

Sekretaris Dinsos PMD Kabupaten Sambas, Edi, M.Eng, pada kesempatan tersebut mengatakan, pada tahun 2021 pengukuran IDM dilakukan dengan basis teknologi dan IT.

"Pengukuran IDM sekarang sudah tidak lagi secara konvensional menggunakan kertas melainkan berbasis aplikasi, saya pikir kita tidak bisa memungkiri perubahan zaman dimana IT dan teknologi sangat berperan dalam kerja kita," katanya.

Para Pendamping Desa menurut Edi, telah mendapatkan rujukan tugas yang mesti dilakukan, karena itu diharapkan kepada Pendamping Desa serta seluruh unsur terkait untuk bisa segera melaksanakan tugas mereka.

"Telah ada beberapa hal untuk kita kerjakan di awal tahun, diharapkan kita semua menjadi lebih solid dan jangan gamang, masing-masing posnya mulai dari tenaga ahli, pendamping desa dan pendamping lokal desa telah mendapatkan surat arahan kerja," jelas dia.

Pada kesempatan tersebut, Edi juga menyampaikan tentang perkembangan desa mandiri di Kabupaten Sambas yang saat ini cukup menggembirakan.

"Kita saat ini masih memiliki satu desa tertinggal yakni Desa Tebuah Elok, kemudian desa berkembang sebanyak 81 dan Desa Mandiri sebanyak 73. Kita berharap agar kedepan jumlah desa mandiri akan lebih besar dibanding desa berkembang," ungkapnya.

"Desa mandiri juga tak lepas dari intervensi OPD lain, dan kita harus bersilaturahmi dengan mereka, kemudian intervensi provinsi. Ini terkait desa yang sangat tertinggal," tambah dia.

Sejauh ini papar Edi, perubahan pola fikir pemerintah Desa mestilah diutamakan, misalnya mindset untuk tetap menjadi desa tertinggal agar bisa tetap memperoleh bantuan.

"Ada mindset desa untuk apa menjadi mandiri nanti kehilangan bantuan ratusan juta rupiah, ini mindset bertahun lalu. Namun pemerintah memberikan reward bagi desa yang menjadi desa mandiri, dan ini menjadi motivasi bagi desa untuk meningkatkan status desanya," tuturnya.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat kata Edi, juga telah menyiapkan reward bagi Desa yang mampu berkembang.

"Provinsi sudah mereward untuk desa yang berkinerja dan kita semua harus ingat, terkait desa dengan status desa mandiri dalam hal mengajukan dana desa menjadi hanya 2 kali. Tidak seperti desa yang belum mandiri yang sampai tiga kali," katanya.

Share:
Komentar

Berita Terkini