Waspadai Potensi Cuaca Ekstrim Hingga Februari 2022, BPBD Sambas Gelar Rakor Bersama Pihak Terkait

Editor: Redaksi

 

Suasana rakor informasi cuaca ekstrem oleh BPBD kabupaten Sambas

Sambasnews.com (SAMBAS)-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sambas Yudi mengungkapkan pihaknya telah menggelar Rapat Koordinasi Informasi Potensi Cuaca Ekstrem di Kabupaten Sambas di aula BAPPEDA Kabupaten Sambas, Senin (29/11/2021).

Dikatakan Yudi, Rakor digelar bertujuan menyebarluaskan informasi potensi cuaca ekstrem di wilayah Kabupaten Sambas 

"Selain itu kita juga merencanakan atau memetakan tindak lanjut upaya-upaya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi dampak La Nina sesuai bidang urusan organisasi," ujar Yudi, Selasa.

Selanjutnya Yudi menginformasikan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir, potensi bencana yang kerap terjadi setiap tahunnya di wilayah Kabupaten Sambas adalah banjir dan kebakaran hutan serta lahan, yang merupakan bagian dari bencana hidrometeorologi. 

"Hampir seluruh bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Sambas adalah bencana hidrometeorologi, termasuk curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, longsor, kekeringan, dan kualitas udara yang buruk serta gelombang ekstrim dan abrasi," katanya.

Berdasarkan data yang dilansir oleh BPBD Kabupaten Sambas sepanjang Tahun 2017-2021, tercatat kejadian bencana banjir sebanyak 23 kali, banjir bandang 5 kali, cuaca ekstrim 1 kali, kebakaran hutan dan lahan 159 kali, gelombang ekstrim dan abrasi 4 kali dan tanah longsor 4 kali. 

"Meskipun dampak bencana tidak mengakibatkan korban jiwa, luka-luka atau hilang, akan tetapi korban menderita/mengungsi sebanyak 832 jiwa dan membawa dampak kerusakan terhadap bangunan dan lingkungan yakni 70 unit rumah rusak, 11.338 unit rumah terendam dan 4.317 hektar lahan rusak," paparnya.

Di awal Tahun 2021 ini saja, kata Yudi, bencana banjir melanda 15 Kecamatan di wilayah Kabupaten Sambas yang membawa dampak bagi lebih dari 15.452 KK atau 59.319 jiwa dan merendam 12.790 rumah warga. 

"Jumlah ini merupakan yang terbesar terjadi sepanjang lima tahun terakhir, dan kami meminta kepada semua pihak untuk memberi perhatian serius sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi di tahun-tahun mendatang. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana untuk meminimalisir risiko dan dampak yang ditimbulkan akibat bencana," jelasnya.

Merujuk informasi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi bencana hidrometeorologi terutama banjir di wilayah Kabupaten Sambas dapat terjadi pada periode Oktober 2021 hingga Februari 2022 dengan puncak musim hujan terjadi di bulan Januari 2022.

Mengutip pesan dari Kepala BNPB, menjelaskan ada 5 hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mitigasi dan pencegahan jangka pendek dalam menghadapi dampak dari La Nina yang dapat menimbulkan beberapa kejadian bencana hidrometeorologi.

"Kesiapan itu diantaranya, memastikan Kesiapan Personil, Alat, Sarana Dan Prasarana Pendukung Lainnya, kemudian menyiapkan Rencana Kontinjensi (Renkon) Daerah, lalu menyiapkan Status Siaga Darurat di daerah, apabila diperlukan dan melakukan mitigasi struktural vegetatif mekanis berupa penanaman vegetasi, pembersihan saluran air, pembenahan tanggul sungai, penguatan lereng dan penguatan drainase, terakhir melalukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait bencana Hidrometeorologi," runutnya.

Selain itu disampaikan oleh Yudi, sesuai Edaran Bupati Sambas, dapat dilakukan hal-hal lainnya guna mengantisipasi bencana seperti memfasilitasi pembentukan dan/atau mengaktifkan Kelompok Masyarakat (Pokmas) atau Tim Siaga Bencana hingga ke tingkat Desa dalam menghadapi bencana. Mewaspadai dan memetakan wilayah yang diperkirakan memiliki risiko rawan bencana hidrometeorologi.

Melakukan pemberian informasi Peringatan Dini kepada masyarakat nelayan, masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, Daerah Aliran Sungai, daerah rawan longsor, dataran rendah, dan lain-lain.

Kepala Stasiun Meteorologi Paloh Sambas, Dharmawan Wahyu Adhi, memaparkan tugas pokok dan fungsi Stasiun Meteorologi Paloh kepada khalayak publik dan perangkat yang dimiliki berbasis Website dan Media Sosial. 

"Selanjutnya, menyajikan informasi potensi cuaca ekstrim ENSO (EL NINO dan LA NINA) beserta dampak yang ditimbulkan, sifat hujan dan prediksi tren hujan 30 tahun di wilayah Kabupaten Sambas," katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun, bahwa data hujan normal terjadi di bulan Desember dan Januari tiap tahunnya, dasarian III di bulan Desember. Potensi La Nina di bulan November 2021 menunjukkan kenaikan curah hujan sampai dengan 20 persen, diikuti peningkatan yang sama di bulan Desember 2021, Januari 2022 hingga bulan Maret 2022.

"Potensi banjir sebagai salah satu dampak dari La Nina yang terjadi pada bulan Desember 2021 berada pada tingkat Menengah terjadi di hampir seluruh wilayah Kabupaten Sambas yakni Kecamatan Galing, Jawai, Jawai Selatan, Paloh, Sajad, Sajingan Besar, Salatiga, Sambas, Sebawi, Sejangkung, Selakau, Selakau Timur, Semparuk, Subah, Tangaran, Tebas, Tekarang, dan Teluk Keramat," ingatnya.

Ia juga menyampaikan, potensi banjir yang terjadi pada bulan Januari 2022 berada pada tingkat Menengah terjadi di seluruh Kecamatan di wilayah Kabupaten Sambas. 

"Sementara pada bulan Februari 2022, potensi banjir mengalami penurunan dari tingkat Menengah ke Rendah, terutama Kecamatan Galing, Paloh, Sajad, Sajingan Besar, Sambas, Sejangkung, Subah, dan Teluk Keramat," jelasnya.

Mengakhiri paparannya, Dharma mengingatkan kepada semua pihak untuk tetap selalu waspada dan melakukan upaya mitigasi serta kesiapsiagaan terhadap potensi curah hujan yang diprakirakan terjadi di wilayah Kabupaten Sambas mulai Desember 2021 hingga Februari 2022.

Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sambas Senin (29/11), melaksanakan Rapat Koordinasi Informasi Potensi Cuaca Ekstrem di Kabupaten Sambas di Aula BAPPEDA Kabupaten Sambas 

Rapat koordinasi tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sambas, Yudi, S.Sos, M.Si, mewakili Sekretaris Daerah Kabupaten Sambas dan melibatkan unsur-unsur dari pihak Polres Sambas, KODIM 1208/Sambas, OPD se-Kabupaten Sambas, Kecamatan, dan Instansi/Unit Kerja/Lembaga terkait kebencanaan. Hadir juga dalam rapat koordinasi ini, Kepala Stasiun Meteorologi Paloh Sambas, Dharmawan Wahyu Adhi sebagai narasumber.

Share:
Komentar

Berita Terkini