Buah jeruk disalah satu kebun jeruk di Sambas |
Sambasnews.com (SAMBAS)- Petani Jeruk, Pedagang Jeruk dan Gerbang Tani Kalimantan Barat serta Gerbang Tani Kabupaten Sambas, tidak terima dengan postingan akun Halaman Facebook Pontianak Informasi (PI).
Bahkan petani jeruk kabupaten Sambas meminta aparat kepolisian, segera mengambil tindakan terhadap halaman PI.
Hal ini disebabkan pada akun FB tersebut, administrator halaman Pontianak Informasi (PI) menyampaikan Informasi yang menurut para petani dan pedagang jeruk menyudutkan mereka.
Dari hasil penelusuran, halaman PI pada 1 April 2020 pukul 14.53 WIB, memuat informasi yang menyatakan jeruk yang ada di Pontianak rata-rata tidak aman bagi kesehatan, karena disuntik.
Pada post tersebut, tampak diperlihatkan serta gambar jeruk siam yang merupakan ikon Kabupaten Sambas. Hal ini pun memancing berang para petani dan penjual jeruk, baik itu di Sambas dan Pontianak.
Merespon hal terkait postingan PI tersebut, Organisasi Gerbang Tani Kalimantan Barat dan Kabupaten Sambas juga telah menyampaikan pernyataan sikapnya melalui Ketua Gerbang Tani Kalbar, Muhammad Lutharif.
"Kami ingin menyampaikan Pernyataan sikap gerbang tani kabupaten Sambas dan gerbang tani kalimantan barat
Mencermati postingan dari akun media sosial Pontianak informasi, terkait adanya jeruk yang di treatment dengan cara disuntik yang beredar di kota Pontianak, didalam post tersebut disertai dengan menampilkan jeruk yang identik dengan jeruk Sambas," ungkapnya.
Poin-poin pernyataan sikap tersebut diantaranya.
Pertama jika Jeruk Kabupaten Sambas tidak pernah diperlakukan dengan cara disuntik.
Kedua postingan tesebut nyata sekali mengandung unsur fitnah dan menyebarkan kebohongan dan tentunya berdampak pada kerugian masyarakat petani jeruk khususnya kabupaten Sambas.
Kemudian ketiga Mendesak kepolisian Kalimantan barat untuk melakukan pemeriksaan terhadap admin Pontianak informasi karena telah menyebabkan keresahan dengan postingan yang mengandung unsur fitnah dan kehohongan.
"Pernyataan sikap kami ini kami buat supaya persoalan tersebut juga menjadi perhatian semua pihak, terutama kepolisian Kalimantan barat agar dapat dengan segera mengamankan administrator akun Pontianak Informasi," tegas Muhammad Lutharif.
Pedagang jeruk di Pontianak juga turut bereaksi atas postingan akun PI tersebut. Seperti ungkapkan oleh bSatu diantara pedagang jeruk siam sambas di Pontianak, Ekoz Ramadhani mengatakan, dirinya berjualan dengan jujur dan tidak pernah mendengar ada treatment jeruk dengan cara disuntik.
"Saya berjualan jeruk sejak tahun 2012 di berbagai lokasi di Pontianak, kami menjual jeruk siam asal sambas, tidak pernah sekalipun mendengar bahwa jeruk ini bisa disuntik agar lebih manis dan sebagainya," tegas Ekoz.
Kondisi buah yang seperti ada lubang lubang lanjut Ekoz yang juga adalah Sarjana Pertanian Untan ini, disebabkan oleh hama.
"Cacat kulit buah disebabkan oleh hama, dan tekstur buah jeruk siam memang demikian, mau disuntik pakai apa memangnya," kata Ekoz.
Dia juga merasa sangat keberatan terhadap postingan Halaman PI yang menurutnya telah membuat rugi para pedagang dan merupakan informasi bohong alias Hoax.
"Sekarang musim corona, masyarakat sangat perlu asupan gizi dan vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka, kita hadir ditengah makin sulitnya mendapatkan suplemen vitamin di toko-toko, dan akun PI telah membuat kabar tidak sedap dengan mengatakan jeruk yang kami jual tidak sehat dan bisa merusak ginjal, ini tuduhan tidak berdasar, dan kami berencana mengambil langkah tegas," ungkapnya.
Diakui Ekoz beberapa waktu lalu, di kiosnya berdagang jeruk memang sempat didatangi oleh seseorang dengan kaos Pontianak Informasi.
"Dari laporan penjaga lapak saya mengatakan pada tanggal 1 April orang PI memang ada turun ke tempat berjualan kami, dia melihat-lihat buah selama setengah jam, belinya 1/2 kg, sambil memilih buah dia ngomong "limau di pontianak nih mayoritas limau suntikan yee, dia memaksakan opini tersebut tanpa menanyakan mengapa berlubang dan lain-lain," kata Ekoz.
Ketua Koperasi Tani Tebas Gemilang Jaya Sumadi, juga merasa keberatan dengan informasi menyesatkan yang disampaikan akun Facebook PI tersebut.
"Puluhan tahun jadi petani jeruk perlakuan kepada tanaman hanya dengan pupuk saja, tidak ada pakai suntik-suntik segala, memangnya disuntik pakai apa? akun ini sudah memfitnah petani yang bekerja dengan jujur dan penuh keringat," katanya.
Sumadi juga mengundang pemilik akun PI tersebut untuk datang ke Kecamatan Tebas, agar tahu bagaimana proses keseluruhan berkebun jeruk.
"Supaya tidak asal ngomong, saya mengundang pemilik akun tersebut untuk datang ke tebas, sama-sama kita mengolah kebun jeruk, biar tau bagaimana tetesan keringat petani yang menafkahi anak istri, biar tau bagaimana prosesnya, dan dilihat sendiri apakah disuntik atau tidak, pulangnya kami bekali oleh-oleh jeruk untuk keluarga," katanya.
Ketua Asosiasi Gapoktan Kecamatan Tebas, Suryadi juga menyampaikan keberatannya atas posting PI tersebut.
"Saya sudah membaca dan memperhatikan, tak hanya memfitnah bahwa jeruk sudah disuntik, pemilik akun juga berusaha memecah belah dengan menyatakan ini dilakukan oleh petani non muslim," katanya.
Padahal kata Suryadi, perbedaan agama adalah persoalan hak dan invidu seseorang, tidak ada kaitannya dengan produk pertanian.
"Kami petani jeruk muslim dan non muslim sama-sama petani, kami harmonis dan tidak menyuntik buah jeruk kami, info yang disampaikan oleh PI tidak mendasar dan sangat rasis, karenanya kami mohon agar kepolisian segera bertindak," tegasnya.
(Gindra)