Kepala BPTP Kalbar Rustam Massinai, menyerahkan bibit padi kepada Kepala desa Tebas Sungai, H Jusni dalam kegiatan Bimtek teknologi perbenihan dan persemaian padi sistem dapog, Selasa (14/9/2021) |
Sambasnews.com (SAMBAS)-Kementerian Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi pertanian (BPTP) Kalimantan Barat, menggelar Bimbingan teknis (Bimtek) teknologi perbenihan dan persemaian padi sistem dapog, Selasa (14/9) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tebas di Jalan Sungai Kelambu desa Mensere kecamatan Tebas kabupaten Sambas.
Bimtek yang diikuti oleh anggota kelompok tani, dan penyuluh pertanian. Dihadiri anggota DPR RI Daniel Johan secara virtual, Kepala BPTP Kalbar, Rustam Massinai, Perwakilan Balitbangtan Kementan Yudhistira Nugraha, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan kabupaten Sambas, Yayan Kurniawan, Wakil Ketua dan anggota DPRD kabupaten Sambas Ferdinan Syolihin dan Bagus Setiadi, Camat Tebas Slamet Riadi dan Kapolsek Tebas Iptu Ambril serta Kepala BPP Tebas Suliati dan para penyuluh pertanian di BPP Tebas dan sejumlah kepala desa dikecamatan Tebas.
Kepala BPTP Kalbar Rustam Massinai mengatakan, Bimtek yang dilaksanakan akan digelar dua hari (14-15 September) yang diawali dengan pemberian pengetahuan berupa teori.
"Setelah teori nanti baru dilaksanakan praktek menggunakan mesin tanam pindah bibit (rice transplanter)," ujar Rustam Massinai, Selasa (14/9).
Dikemukakan oleh Rustam, Bimtek yang akan digelar dalam dua hari diikuti oleh 300 peserta.
"Seratus lima puluh orang pada hari pertama dan hari kedua, dengan orang yang berbeda," kata Rustam.
Nantinya 300 orang ini menurut Rustam melalui Bimtek, akan mengetahui persiapan tanam pada 2022 dalam denfarm di Tebas Sungai kecamatan Tebas kabupaten Sambas, dengan luas lahan 100 hektar.
"Kita mendahului bagaimana mempermudah pencapaian di desa Lonam yang 8 ton per hektar, mudah-mudahan nanti di Tebas Sungai bisa lebih dari 8 ton per hektar," kata Rustam.
"Kita laksanakan Bimtek yang menyerap aspek tanamnya, kita akan membuat sistem penyiapan dapog untuk penerapan alsintan berupa rice transplanter," jelas Rustam.
Ia menyebutkan dengan sistem dapog akan lebih efektif, juga dengan tenaga kerja yang sedikit.
"Sebelumnya jika selama ini diperlukan 30 petani menanam padi pada lahan satu hektar dalam satu hari, dengan persemaian sistem dapog bisa dilakukan oleh dua operator dan bisa selesai dalam waktu 6 jam untuk satu hektar," katanya.
"Sehingga biaya dan waktu bisa dihemat, dan dalam pelaksanaan mewujudkan denfarm 100 hektar nanti tidak terhambat karena ketidaktahuan dari petani kita," tutur Rustam.