Pemdes Pusaka Gelar Doa Bersama Bagi Korban Tragedi Kanjuruhan

Editor: Redaksi

 


Sambasnews.com (SAMBAS)-Kepala desa Pusaka kecamatan Tebas kabupaten Sambas Kalimantan Barat bersama Polres Sambas dan perangkat desa serta masyarakat, menggelar doa bersama dan aksi solidaritas untuk para korban tragedi Kanjuruhan Malang beberapa hari lalu. Doa bersama digelar di kantor desa Pusaka kecamatan Tebas kabupaten Sambas, Minggu malam (9/10/2022).

Kepala desa Pusaka, Elpani mengatakan jika doa bersama yang digelar merupakan bentuk empati sesama pecinta sepak bola. Dengan harapan kejadian serupa merupakan kejadian yang pertama dan untuk terakhir kalinya.

"Doa Bersama Kades Pusaka dan perangkat desa serta masyarakat di tujukan buat Saudara kita yang menjadi korban ricuh sepakbola, yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur beberapa hari yang lalu," ujar Elpani, Senin (10/10/2022).

Disebutkan jika doa bersama tersebut diinisiasi oleh beberapa warga pecinta sepakbola di desa Pusaka, dan langsung digelar di kantor desa untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan Malang tersebut.

"Tragedi serupa diharapkan untuk tidak akan pernah terulang lagi, dan menjadi kejadian yang terakhir pula di tanah air dan persepakbolaan di dunia. Juga dapat menjadi menjadi pembelajaran bagi semua pihak, baik Panitia dan juga supporter dan terlebih pihak keamanan," jelas Elpani.

Seperti diketahui pada Sabtu (1/10/2022), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Penonton yang kemudian berusaha untuk keluar, khususnya di pintu 3, 10, 11, 12, 13 dan 14 mengalami kendala karena pintu yang terbuka hanya kurang lebih selebar 1,5 meter. Kemudian, para penjaga pintu, tidak berada di tempat.

Akibat kondisi tersebut, terjadi desak-desakan yang menyebabkan sumbatan di pintu keluar itu hampir 20 menit. Akibat berdesakan ditambah adanya gas air mata, banyak korban yang mengalami patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia.

Share:
Komentar

Berita Terkini