Ikram, Ketua Generasi Penggerak Pertanian Kabupaten Sambas dan Juliadi Koordinator Petani Milenial Kabupaten Sambas. |
Sambas - Ketua umum Generasi Penggerak Pertanian Kabupaten Sambas, Ikram mengatakan, sejumlah petani cabe di Kabupaten Sambas mengeluhkan harga cabe yang mengalami penurunan secara drastis harga cabe di tingkat petani cabe.
"Penurunan harga secara drastis ini sudah dialami oleh teman-teman petani cabe di Kabupaten Sambas sejak hampir 2 minggu terakhir," ujar Ikram, Rabu (23/10/2024).
Menurut Ikram, dari informasi yang ia terima dari petani cabe di Kabupaten Sambas, harga cabe hanya dibeli seharga Rp 15 ribu perkilogram dari petani.
"Dengan harga tersebut teman-teman mengeluhkan hasil penjualan tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan mulai dari menanam hingga merawat tanaman cabe. Hasil yang didapat tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit obatan-obatan, pupuk dan biaya perawatannya," kata Ikram.
Sementara Juliadi, koordinator Petani Milenial Kabupaten Sambas juga angkat bicara atas keluhan petani cabe tersebut, menurutnya kejadian seperti ini pernah terjadi pada 2018 silam, yang mana harga cabe di beli di tingkat petani hanya Rp 20 ribu.
"Pada tahun 2018, kala itu ada perusahaan daerah milik pemerintah provinsi Kalimantan Barat mendatangkan cabe dari luar pulau Kalimantan, dan 2024 ini harga cabe turun drastis, nah ini harus menjadi perhatian serius oleh Pemerintah, baik pemerintah provinsi maupun daerah, jangan sampai ini di biarkan, sama juga dengan menindas petani cabe," kata Juliadi.
Menurut Juliadi, petani cabe di Kabupaten Sambas didominasi oleh petani dari kalangan petani milenial.
"Jadi tolonglah kepada para pemangku kebijakan, untuk dapat di carikan jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi petani cabe saat ini," pinta Juliadi.
"Jangan sampai semangat para petani milenial untuk mengolah lahan menjadi kendur akibat permasalahan harga yang mereka hadapi saat ini. Bahkan terdapat petani cabe yang kecewa dengan harga tersebut, dengan membiarkan buah cabe yang sudah masa panen tidak segera di panen. Hal ini karena petani kecewa dengan harga cabe yang tidak pro terhadap petani cabe," kata Juliadi.