Ahmad Hafsak Setiawan, SP Anggota DPRD terpilih kabupaten Sambas |
Sambasnews-Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian yang juga terdapat dikabupaten Sambas seperti dikecamatan Subah, budaya tersebut tetap dipertahankan keberadaan dengan ditampilkan pada berbagai kegiatan dikecamatan Subah.
Ketua Persatuan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI) kabupaten Sambas yang juga Tokoh Masyarakat Kecamatan Subah, Ahmad Hapsak Setiawan mengatakan keberadaan budaya reog adalah upaya untuk melestarikan adat dan budaya.
"Ini untuk melestarikan budaya dan adat kita. Dan seni reog yang tampil adalah sanggar-sanggar yang kita bina, dan ini tidak hanya melibatkan masyarakat Jawa saja tapi juga dari lingkungan masyarakat dan suku seperti Dayak dan Melayu juga bisa terlibat," ujarnya Ahmad Hafsak Setiawan.
Oleh karenanya, kedepan ia berharap seni budaya seperti reog bisa di libatkan pada kegiatan-kegiatan atau event di Kabupaten Sambas.
"Kami berharap pelestarian budaya, Khususnya Reog Ponorogo ini bisa ikut memeriahkan setiap ada event budaya dan bisa dilibatkan dan di sertakan dalam kegiatan-kegiatan di Kabupaten Sambas ini," ungkapnya.
Anggota DPRD kabupaten Sambas terpilih ini juga mengungkapkan, terdapat banyak budaya di kecamatan Subah yang bisa ditampilkan di kegiatan budaya kabupaten Sambas.
"Karena terus terang di Subah banyak paguyuban dan dan budaya, ingin sekali ikut serta dalam meramaikan berbagai even di Sambas," katanya.
Sementara Ketua Paguyuban Transmigrasi Sambas, Sutopo mengatakan, reog itu sendiri adalah sebuah kesenian dari Jawa Timur, tepatnya Ponorogo. Yang terkenal dengan warog Ponorogo.
"Filosofi reog ini dari Jawa Timur, Ponorogo. Biasanya di tampilkan pada saat kegiatan atau hari-hari besar, seperti pernikahan ataupun pada saat 17 Agustusan ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk penampilan dalam budaya reog di tampilkan oleh delapan suku yang ada di Sambas.
"Inilah kebanggaan dari masyarakat Transmigrasi. Ini di tampilkan oleh anak SMP dan SMA. Dan terdiri dari delapan suku termasuk Melayu dan Dayak," katanya.
Dikatakan, jika itu merupakan kegiatan kolaborasi antara semua suku yang di tampilkan jadi satu.
Diketahui, pada Jumat lalu budaya reog ditampilkan oleh paguyuban transmigrasi kabupaten Sambas dihalaman kantor bupati Sambas, kegiatan tersebut dalam rangka peringatan hari jadi kota Sambas dan perpindahan ibukota kabupaten Sambas juga untuk peringatan HUT Republik Indonesia. (Gindra)