Sambasnews.com (SAMBAS)-Komoditas Pinang memiliki nilai ekonomi yang sangat menjanjikan, tanaman yang semula banyak dijadikan pohon hias pekarangan ini, ternyata diminati dunia untuk bahan dasar industri.
Di Kabupaten Sambas, beberapa petani mulai melirik potensi pinang tersebut, bahkan di Kecamatan Tebas telah terdapat sentra pengumpul pinang untuk kemudian di ekspor ke luar negeri.
Endo Hutomo, seorang pemuda asal Kecamatan Tebas ternyata dalam beberapa waktu belakangan telah mengekspor buah pinang ke India, tak tanggung-tanggung, 20 kontainer per bulan harus dia cukupi.
"Karenanya kami membuka penampungan buah pinang kering milik petani, komoditas ini memiliki nilai ekspor yang sangat tinggi," ungkapnya, Rabu (11/8).
Penampungan buah pinang milik Endo HUtomo terletak di Jalan Raya Tebas, Kecamatan Tebas Desa Mekar Sekuntum. Gudang miliknya mampu menampung 50 ton pinang kering.
"Pinang bulat yang kita tampung, termasuk BS pun kita ambil untuk jual di lokal, bahkan pinang yang pecah juga kita tampung ini untuk kebutuhan pasar lokal misalnya di jawa, ini untuk pembuatan tinta baju batik," papar dia.
Hampir kebanyakan pinang yang ditampung 60 persennya dari Sambas, tapi ada juga dari Pontianak, Kubu Raya, Singkawang, Mempawah dan lain lain.
"Kami saat ini sementara bisa menampung di angka 50 ton, harga sekarang ini cukup baik sekitar 20 sampai 23 ribu dengan syarat pinang bulat, bagus, tidak pecah dan hitam tingkat kadar air setidaknya 10 persen ini masuk grade A," katanya.
Untuk menjaga kualitas pinang, Endo Hutomo dan pekerjanya menyiapkan tempat penjemuran di belakang gudang.
"Petani lokal memang banyak menjual pinang mereka disini, mulai dari Jawai, Sekura, Sambas, Tanah Hitam, Sajingan dan daerah lainnya," jelasnya.
Tak hanya India, cukup banyak negara telah menyatakan siap membeli pinang dari Indonesia.
"Sementara ini kita masih ekspor untuk India, kedepan ada pasar strategis yang juga meminta produk pinang, mulai dari Pakistan Mesir, Thailand, Bangladesh, Sri Lanka, dan pinang tak mencukupi, sampai saat ini untuk daerah Kalbar pun belum tercukupi untuk ekspor ke luar negeri," tuturnya.
Pinang kata Endo, sangat menjanjikan dalam jangka panjang, karena buah pinang dipakai untuk kosmetik, medis, herbal, batik, minuman, permen dan banyak lainnya, ini menjadi kebutuhan pokok industri.
"Per bulan kalau memang kita menyanggupi dari buyer mereka minta 20 kontainer minimalnya. Dan ini saja kita sudah sangat kesulitan untuk memenuhinya. Maksimalnya kita bicara jangan terlalu banyak, sekitar 40 kontainer sajalah, dan ini pasti kesulitan untuk mencarinya. Stok di Sambas sangat tidak cukup untuk memenuhi permintaan ekspor tersebut," pungkasnya.