Sambasnews.com (SAMBAS)- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sambas menggelar rapat dengar pendapat (RDP), atau Hearing dengan mahasiswa Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) dan Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin (IAIS) Sambas, Kamis.
RDP dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPRD Ferdinand Syolihin dan dihadiri Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sambas, Anwari.
Pada kesempatan itu, Hearing antara DPRD bersama dengan mahasiswa di dari dua kampus di Sambas itu adalah untuk membahas tentang bantuan atau Beasiswa untuk mahasiswa-mahasiswi di dua kampus itu pada tahun anggaran 2019 yang tidak bisa di realisasikan oleh pihak Pemda.
Oleh karenanya, mereka mengadu ke DPRD Kabupaten Sambas untuk mencari jalan penyelesaian masalah tersebut.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sambas, Anwari, S.Sos., M.Ap mengatakan hasil dari Hearing tersebut sudah ada solusi dari pihak Pemda terkait dengan masalah Beasiswa untuk mahasiswa Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) dan Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin (IAIS) Sambas.
"Bantuan beasiswa yang belum cair di tahun 2019 sudah mendapatkan solusi yang baik dari pemerintah daerah. Tentang bagaimana solusi tersebut nanti akan dianggarkan di tahun 2020 di perubahan," ujarnya, Kamis (18/6/2020) di DPRD Kabupaten Sambas.
"Nantinya akan di salurkan berupa hibah kepada lembaga yaitu lembaga pendidikan Politeknik dan IAIS," ungkapnya.
Dengan adanya solusi itu, ia berharap agar Pemda dan pihak perguruan tinggi bisa sama-sama proaktif membangun komunikasi antara satu dan lainnya.
"Terhadap solusi ini tentunya pemerintah daerah dan pihak perguruan tinggi tentunya harus sama-sama proaktif. Karena pembahasan perubahan akan terjadi di bulan Juni dan selesai perubahan mungkin di bulan September," katanya.
Oleh karenanya, kata dia pencarian beasiswa tersebut mungkin saja terjadi pada saat setelah pembahasan perubahan anggaran.
"Dari tahap pencairan dana yang kita harapkan di semester awal, tentunya tidak cocok. Karenanya mungkin akan bisa digunakan setelah perubahan," tuturnya.
Untuk itu, ia berharap agar pihak kampus juga bisa mengerti dan memberi toleransi kepada para mahasiswa yang menerima beasiswa. Dan jika akan melaksanakan penyelesaian tugas akhir bisa dilakukan.
"Karenanya untuk penganggaran ini saya harapkan kepada pihak kampus bisa memberikan toleransi juga kepada mahasiswa semester akhir yang tentunya mungkin pembayaran SPP nya terlambat," ungkapnya.
"Kepada mahasiswa jangan sampai menjadikan hal ini sebagai momok untuk tidak melanjutkan kuliah atau menyelesaikan kuliahnya," ucap Anwari.