Minta Dinas Tata PKL di Sambas dan Pemangkat, Pedagang Hearing Bersama DPRD

Editor: Redaksi

 

Wakil ketua DPRD kabupaten Sambas Ferdinan Syolihin didampingi Ketua Komisi II Ahmad Hapsak Setiawan dan Ketua Komisi IV DPRD Sambas, Anwari dalam hearing bersama pedagang, Senin (15/02/2021) diruang sidang utama DPRD kabupaten Sambas


Sambasnews.com (SAMBAS)- Wakil Ketua DPRD kabupaten Sambas Ferdinan Syolihin memimpin rapat dengar pendapat bersama dengan pedagang kaki lima, terkait penataan pedagang kaki lima (PKL) dikabupaten Sambas. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, ketua komisi II Ahmad Hapsak Setiawan, ketua komisi IV Anwari serta beberapa anggota komisi II dan IV DPRD kabupaten Sambas.

Dalam RDP tersebut turut dihadirkan Kadis Kumindag kabupaten Sambas, Asisten II setda Sambas dan Camat Sambas serta Camat Pemangkat.

Perwakilan pedagang pasar los Gayung Bersambut, Lamaji dalam kesempatan tersebut berharap kedepan agar Pedagang Kaki Lima (PKL) di beberapa pasar tumpah di Sambas bisa di tata. 

Hal ini kata dia, agar tidak ada kecemburuan sosial dari para pedagang yang berjualan di pasar tradisional Gayung Bersambut dan lainnya. 

"Khususnya pedagang kaki lima itu kita rangkul, kita masukkan ke pasar los Gayung Bersambut, agar tidak ada kecemburuan sosial dan agar pedagang-pedagang bersatu," ujarnya, Senin. 

Dikemukakan, jika semua pedagang sudah di tata, maka perlu juga di tata jalan masuk menuju pasar. Hal ini kata dia, yang menjadi salah satu penyebab enggannya masyarakat Sambas belanja ke pasar tradisional. 

Lalu lanjut Lamaji, jalan menuju pasar agardapat di rapikan, ini sebutnya agar mempermudah akses dan membuat pembeli nyaman. Karena katanya, akses masuk kesana sangat sulit, disebabkan banyak pedagang liar. 

"Lalu untuk parkir cukup sampai diluar saja, jangan sampai kedalam dan kita rapikan. Karena lokasinya juga cukup sempit," kata Lamaji. 

Lebih lagi menurut Lamaji, Sambas yang berada di daerah perbatasan harusnya memang ada satu pasar percontohan. Jangan sampai, Sambas di pandang kumuh sebagai daerah perbatasan. 

Dengan di rangkulnya semua pedagang, maka akan meminimalisir terjadinya kecemburuan dan bisa menata pedagang di Kabupaten Sambas. 

"Kalau perlu Sambas ini jadi pasar percontohan untuk Kabupaten kota di Indonesia. Kan malu kita kalau pasar Sambas kumuh, sementara ada tamu dari luar negeri datang, padahal kita berada di daerah perbatasan," tuturnya.

Sementara, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Central Pemangkat, Efendi mengatakan saat ini di Pemangkat sudah di bangun sebuah pasar megah bernama pasar Central, tapi tidak ada pengunjungnya. 

"Pasar yang di bangun sekarang sudah begitu megah, tapi tidak ada pengunjung dan pembeli disitu. Jadi kami berharap kepada bapak-bapak di DPRD untuk menyatukan pedagang-pedagang kaki lima agar di satukan di pasar Central," ungkapnya. 

Sebelum kata Efendi, sudah pernah dilakukan relokasi PKL di Pemangkat, untuk di pindahkan ke Pasar Central. Namun hanya beberapa hari saja, lalu PKL itu kembali lagi ke lapak-lapaknya yang ada di pinggir-pinggir jalan. 

"Dulu pernah di pindahkan, mereka pernah masuk. Tapi hanya empat hari, karena tidak ada kontrol dari dinas dan Kecamatan," jelasnya. 

"Jadi harapan kami berharap  mereka bisa bergabung di pasar bersama dengan kami. Karena kami tidak melarang orang mencari makan, tapi kami minta keadilan," ungkap Efendi.

Share:
Komentar

Berita Terkini