Berkebun Cabe dan Buah Naga, Febrika Pemuda Perbatasan Bisa Beli Tanah Lima Hektar

Editor: Redaksi

 

Kebun cabe milik Febrika pemuda desa Sebubus kecamatan Paloh

Sambasnews.com (SAMBAS)-Febrika yang akrab disapa Dika (22) petani milenial asal desa Sebubus kecamatan Paloh kabupaten Sambas, bisa menjadi inspirasi bagi pemuda lain dikabupaten Sambas untuk menggeluti yang ingin terjun dalam dunia pertanian. Berkat kegigihannya, saat ini ia bisa menggapai mimpinya diusia relatif masih muda.

Febrika saat ini sedang membudidayakan buah naga dan tanaman cabe, dengan jumlah tanaman buah naga sebanyak seribu batang dan tanaman cabe berjumlah dua ribu batang.

“Dunia pertanian yang saya geluti saat ini sudah memasuki tahun kelima, dan untuk buah naga saya tanam sebanyak 1000 batang yang sekali panen bisa menghasilkan satu ton," ujar Febrika.

Sementara dari tanaman cabe menurut Febrika, dari dua ribu batang cabe yang ia tanam, untuk tahun ini telah menghasilkan Rp 100 juta.

Febrika juga menjelaskan, dalam hal pemasaran pernah mengalami pasang surut harga penjualan. Seperti yang pernah dialami ketika menjual buah naga, yang pada saat musim panen raya di Kabupaten Sambas maka harganya bisa anjlok

“Kadang saat panen buah naga ada waktu harga yang mahal, namun pernah juga saat panen harganya anjlok. Untuk pemasarannya juga biasa saya pasarkan hingga ke Pontianak," tutur Febrika.

Febrika mengaku senang menekuni dunia pertanian, walaupun katanya ketika di awal-awal pasti banyak menghadapi tantangannya. Terutama masalah mental yang kadang masih perlu di godok.

"Masuk dalam dunia pertanian saat ini senang sekali, karena kalau kita fokus maka kita bisa mengatur keuangan kita sendiri. Jika ingin hasil yang banyak maka kita atur pola tanam dan memang harus di rawat dengan baik, pengalaman saya di awal memang masalah mental yang menjadi masalah dan harus di godok. Namun seiring  berjalannnya waktu, Alhamdulillah hal itu bisa saya lewati dengan baik, apalagi sekarang juga telah tergabung dengan wadah oragnisasi petani," ungkap Pemuda Tani dari ujung negeri ini.

Febrika kembali mengungkapkan, berkat usaha dari dunia pertanian yang ia geluti. Kini dirinya bisa membeli lahan dengan luas 5 hektar di Kecamatan Paloh.

"Alhamdulillah saya bisa membeli aset berupa tanah untuk lahan pertanian dengan luas 5 hektar. Untuk saya kelola lebih besar lagi, semoga juga ke depan bisa di berikan kemudahan, dan intinya juga kami sebagai petani muda minta perhatiannya juga oleh Pemerintah," harap Febrika.

Ketua Umum Gegertani Sambas, Ikram mengatakan, sejak awal Gegertani didirikan yang pertama menjadi langkah ikthiar gegertani adalah menggerakkan dan memberikan semangat buat generasi muda yang terjun di dunia pertanian.

“Sejak 5 tahun dari awal berdirinya Geger Tani, yang menjadi ikthiar kita bersama rekan-rekan Gegertani adalah menggerakkan potensi generasi muda untuk terjun di dunia pertanian. Karena potensi dalam dunia pertanian sangat besar sekali," ujar Ikram.

Prinsip di Gegertani sebut Ikram adalah membawa pola pembinaan, pendampingan dan memberikan motivasi, dan hal tersebut setiap ke desa-desa ia terapkan kepada generasi muda pertanian.

“Pada Gegertani itu kita membawa pola pembinaan, pendampingan dan juga memberikan semangat. Setiap kali ke lapangan maka itu yang menjadi modal kami, ada yang Gegertani tidak bisa lakukan maka suara dari Petani Milenial kami advokasi kepada beberapa instansi, baik di pemerintah maupun perusahaan.Dan kami juga besyukur dari suara kecil kami bisa di dengar oleh Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," jelas Ikram.

Petani Milenial adalah corong Indonesia masa depan, maka dari sekarang harus kita pupuk semangatnya, apalagi di Kementrian Pertania membuat slogan Maju Mandiri Modern

“SDM di sektor pertanian harus kita dorong bersama, memupuk semangat para generasi muda. Sehingga apa yang di jadikan motto Kementrian Pertanian Republik Indonesia tentang Maju Mandiri Modern bisa tercapai ke depannya," tutur Ikram, yang juga pengusaha jamur tiram ini.

Dikatakan oleh Ikram, pada masa pandemi covid 19 ini, sektor pertanian menjadi penunjang ekonomi masyarakat. 

"Dan itu juga yang di tangkap oleh generasi muda, karena di masa susah saat di landa Covid19, susah untuk mendapatkan pekerjaan. Jika biasanya bekerja ke negeri orang, maka sekarang di manfaatkan untuk membuka lahan untuk mencukupi kebutuhan keluarga," jelas Ikram.

"Dan kita juga berharap kepada Pemerintah Pusat dan Daerah, agar memetakan potensi di sektor pertanian saat ini. Jangan sampai bantuan pemerintah tidak tepat sasaran sehingga tidak berdampak baik buat petani, distribusikan bantuan sesuai potensi yang ada," harap Ikram.

Share:
Komentar

Berita Terkini