Bayu, Dosen IAIS Sambas |
Oleh : Bayu, M.Pd
Kata problem pada umunya di kenal dengan istilah problematika yang artinya masih menimbulkan masalah atau belum dapat diselesaikan. Masalahnya adalah perbedaan antara das solen dan das ilmu, yaitu perbedaan antara apa yang (semoga) seharusnya dan apa yang sebenarnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia problematika berarti masih menimbulkan masalah, sesuatu yang masih belum dapat diselesaikan dan masalah. Padahal yang dimaksud dengan masalah itu sendiri adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, kesenjangan antara kebutuhan dan apa adanya serta kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang sebenarnya.
Pendidikan merupakan kunci pembangunan nasional, karena peran utama dunia pendidikan sangat penting dalam arah dan pelaksanaan kebijakan pendidikan. Harus diakui bahwa masalah pendidikan adalah yang paling sulit untuk dihadapi.
Terkadang masalah tak terduga terjadi pada pelaksanaan pendidikan. Hal ini akan menghambat kelancaran kemajuan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus mempertimbangkan kemungkinan masalah ini saat merancang sistem pendidikan. Setidaknya prediksi dan harapan untuk solusi.
Perubahan global yang terjadi di seluruh dunia telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Masa ini seringkali juga disebut sebagai era globalisasi dimana terjadi perubahan besar-besaran dalam dunia industri sebab munculnya teknologi dalam mengelola sumber daya.
Pengaruh globalisasi tidak hanya berdampak pada industri pekerjaan saja namun juga pendidikan. Globalisasi pada umunya dapat didefinisikan sebagai proses difusi materi baru, khususnya informasi, ke seluruh dunia melalui media cetak dan elektronik.
Pendidikan merupakan cara melatih manusia agar menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan zaman, maka pendidikan juga harus siap menghadapi segala perubahan zaman, sehingga dapat dikatakan inovasi dalam dunia pendidikan yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan zaman.
Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi alasan inovasi budaya yang tak terbendung. Pertukaran budaya yang saling mempengaruhi dengan cepat dan mudah, termasuk budaya Barat yang liberal, telah bercampur secara bebas dengan budaya Timur yang cenderung tertata dan dilindungi oleh nilai-nilai agama.
Salah satu dampak negatif globalisasi yang nampaknya menyedihkan adalah perubahan yang cenderung mengarah pada krisis moral dan etika, yang menimbulkan berbagai masalah kompleks yang terjadi.
Pada tahap sekarang, pendidikan Islam berada pada tempat yang berdesain historis dan realistik. Di satu sisi, umat Islam menyukai sejarah karena bangga dengan kehadiran para pemikir dan cendekiawan besar, dan mereka juga berjasa besar dalam dimensi sejarah dan perkembangan peradaban dunia.
Namun di sisi lain, umat muslim dihadapkan pada kenyataan bahwa pendidikan Islam tidak berdaya dibandingkan dengan realitas masyarakat industri dan teknologi modern.
Kompleksnya masalah pendidikan di era baru ini meliputi keterbatasan sarana dan prasarana keuangan, baik berupa gedung, alat peraga maupun teknologi. Ditinjau dari segi lokasi, tidak jarang ditemukan lembaga pendidikan Islam (sekolah agama) di pedesaan dengan bangunan yang tidak memungkinkan lagi untuk melaksanakan proses pendidikan. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar juga kurang memadai.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lembaga pendidikan Islam masih tertinggal dari sekolah umum lainnya. Dalam kegiatan belajar mengajar, lembaga pendidikan Islam banyak yang masih menggunakan metode tradisional tanpa melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal lainnya juga pada pengetahuan dan skill pendidik dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
(Penulis adalah Dosen Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas)