Mahyus Direktur Poltesa |
Guna mendorong percepatan pembangunan daerah perbatasan dikabupaten Sambas. Politeknik Negeri Sambas, Rabu melaksanakan seminar nasional yang dirangkai dalam Dies Natalis Politeknik Negeri Sambas Ke-11.
Direktur Politeknik Negeri Sambas, Mahyus, mengemukakan jika
Seminar Nasional yang digelar tidak hanya dalam Rangka Dies Natalis Politeknik Negeri Sambas Ke-11.
Seminar yang dilakukan juga guna memberikan sumbangsih saran dan ide bagi kemajuan Kabupaten Sambas di masa mendatang.
Mahyus mengungkapkan jika Kabupaten Sambas, termasuk Kabupaten Tertinggal dari pada daerah lainnya di Indonesia.
"Jangankan dibandingkan dengan Indonesia, di Kalbar saja kita tertinggal baik SDM-nya, dan juga sektor-sektor lainnya," ujar Mahyus, Rabu.
Lantaran hal tersebut jelasnya, pihaknya berinisiatif. Bahwa ini momentum bisa digunakan untuk memberikan pencerahan dalam bentuk Seminar Nasional dengan tema Strategi Nasional Percepatan Pembanggunan Daerah Perbatasan.
Dengan kondisi demikian lanjutnya, maka di undang Narasumber dari pusat.
"Lalu kemudian di kumpulkan lah para tokoh masyarakat, akademisi dan lain-lain pada kegiatan tersebut. Tujuannya agar bisa memberikan saran dan masukan kepada pemerintah dan pemerintah Pusat bisa melihat langsung," jelasnya.
Disebutkan Mahyus, dari sepengetahuannya, pada rencana pembangunan 2020-2024 Kabupaten Sambas tidak masuk dalam wilayah yang menjadi prioritas bagi pemerintahan Jokowi Jilid II.
" Sepengetahuan kami, untuk tahun 2020-2024, kabupaten Sambas tidak masuk ke dalam isu-isu strategis Nasional untuk pemerintahan Pak Jokowi yang kedua. Sementara itu, daerah lain dimasukkan padahal kita punya keistimewaan," jelasnya.
Sambas menurut Mahyus berada di daerah perbatasan, kemudian juga wilayah yang berhadapan dengan Malaysia.
Sambas tegas Mahyus, punya wilayah yang kaya akan wisatanya. Tapi hanya menjadi wilayah yang di tuju wisatawan mancanegara, dan kemudian Sambas tidak mendapatkan dampaknya.
"Sambas punya wisata, punya alam yang kaya. Kemudian nanti wisatawan datang ambil foto lalu jalan pulang lagi ke negaranya, jadi kita dapat apa-apa. Untuk itu saya minta kita semua bersuaralah ya jangan diam gitu. kita harus Pro aktif memperjuangkan masyarakat," katanya.
Walaupun sudah terdapat beberapa pembangunan yang telah terlihat, seperti pembangunan ruas jalan Nasional, dan beberapa pembangunan lainnya seperti PLBN.
Namun katanya, itu belum cukup sebut Mahyus, karena masih banyak PR yang mesti di Selsaikan oleh pemerintah.
"Alhamdulillah jalan nasional dijadikan oleh zaman Jokowi kita bersyukur. Tapi kita sebenarnya lebih banyak lagi PR yang harus harus diselesaikan oleh pemerintah pusat. Salah satunya adalah kesenjangan sosial, jadi tidak bisa dibiarkan negara kita seperti ini.
SDM kita itu kan harus berkualitas, saya katakan bahwa sumber daya alam yang kaya itu bisa menjadi sebuah bencana kalau dipegang oleh orang yang tidak terampil oleh orang yang tidak profesional. Makanya kita percepat pembangunan SDM," tuturnya.
Untuk itu, kedepan diharapkan oleh Mahyus pembanggunan di Sambas juga harus sinergis dengan pembangunan Nasional, dan Pembangunan dari pemerintah Provinsi.
Pembangunan sektor pariwisata disebutkan sebagai sektor yang mampu menggerakkan perekonomian daerah.
"Bagaimana pembangunan kita bisa bersinergi antara pemerintah daerah tingkat Kabupaten sama Provinsi termasuk Pusat. Misalnya yang tidak habis-habisnya itu untuk di kunjungi, Pariwisata. Pembangunannya harus dipercepat. Jangan sampai, Negara tetangga yang mengambil objek nya kemudian dia pulang lagi dan istirahat di Kuching, kan kita rugi. Oleh karenanya, kira harus siapkan juga fasilitasnya, seperti mendorong hadirnya Homestay di daerah wisata yang akan dikunjungi ," tegas Mahyus.