Anggota dewan dampingi petani jeruk laporkan pencemaran nama baik |
Sambasnews.com (SAMBAS)-Postingan dari akun FB Pontianak Informasi (PI) beberapa waktu
lalu yang menyebutkan jeruk siam yang dijual di Pontiamak disuntik, dikatakan
oleh Sekretaris Komisi II DPRD kabupaten Sambas sangat merugikan petani jeruk
Sambas.
"Postingan terbaru membuat harga jeruk Sambas anjlok,
apalagi sebentar lagi memasuki musim panen, kita kasihan dengan Petani, apalagi
jeruk yang dijual di Pontianak hampir sebagian besar berasal dari kabupaten
Sambas," ujarnya, Rabu.
Kondisi perekonomian disampaikan legislator PKB tersebut
sedang tidak baik ditengah wabah Covid-19 ditambah dengan postingan Akun FB
Pontianak Informasi.
"Apalagi sekarang perekonomian sedang sulit ditambah
dengan postingan akun Facebook Pontianak informasi sehingga semakin menyulitkan
masyarakat terutama petani jeruk," ungkapnya.
Kemudian akibat dari postingan tersebut tentu meresahkan
konsumen dikarenakan sekarang Jeruk sangat diminati lantaran mengandung vitamin
C yang banyak.
"Ditengah Wabah Covid-19 ini, masyarakat lebih suka
mengkonsumsi buah-buahan yang berkhasiat menambah kekebalan tubuh yakni
buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C, salah satunya adalah buah jeruk,"
terang Erwin.
Karena itu, kata Erwin dirinya bersama anggota DPRD lainnya mendampingi petani melaporkan hal tersebut kepada kepolisian.
"Laporan tersebut untuk memberikan efek jera kepada pelaku yang telah menyudutkan jeruk siam yang dijual di Pontianak," katanya.
Sebelumnya Selasa kemarin, Ketua Koperasi Tani Tebas
Gemilang Sumadi, mewakili para petani
membuat laporan polisi terhadap akun halaman facebook Pontianak Informasi.
Langkah tersebut kata dia, dilakukan lantaran admin halaman
PI tidak sama sekali menghapus, dan meralat postingan informasi yang dinilai
merugikan petani jeruk.
"Langkah ini kami ambil karena sampai sekarang tidak
ada perubahan, penghapusan atau ralat informasi yang disampaikan akun halaman
Facebook Pontianak Informasi," ungkapnya.
Karena itu upaya hukum pun ditempuh agar informasi yang
menyudutkan petani jeruk, dan dibuat berdasar asumsi sepihak ini bisa
diklarifikasi, serta mengembalikan citra baik jeruk siam sambas.
"Adanya postingan tersebut menimbulkan keresahan
terhadap nasib petani jeruk di Kabupaten Sambas, tak lama lagi musim panen akan
tiba dan kami para petani bisa saja menjadi korban karena buah jeruk kurang
laku di pasaran," sebut Sumadi yang juga ketua Asosiasi petani Jeruk
Kecamatan Tebas ini.
Bahkan pada saat ini saja kata Sumadi, para petani mulai
merasakan imbasnya, harga jeruk mulai mengalami penurunan.
"Sepertinya peminat jeruk siam Sambas mulai menurun,
sehingga harga pun mulai turun dari Rp 9000 menjadi Rp 6000, ini merugikan
petani apalagi di musim pandemik seperti sekarang, kita mempertaruhkan
keselamatan untuk merawat buah jeruk ditengah musim corona, perawatan ini tanpa
disuntik seperti yang dituduhkan, namun ada pihak yang tega menyudutkan petani
seperti ini, mau tidak mau kami harus lapor polisi," kata Sumadi.