Konjen RI Kuching Ingatkan Varian MU, Bupati Satono Ungkap Kekurangan Vaksin

Editor: Redaksi

 

Bupati Sambas H Satono bertemu Konjen RI Kuching Yonny Tri Prayitno di Aruk Sajingan Besar, Sabtu (25/09/2021)

Sambasnews.com (SAMBAS)-Konsul Jenderal (Konjen) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Yonny Tri Prayitno mengatakan agar Satgas covid-19 kabupaten Sambas dapat mengantisipasi masuknya varian baru covid-19 yaitu varian MU melalui PLBN Aruk.

Pesan tersebut disampaikan oleh Konjen RI di Kuching tersebut, kepada ketua Satgas penanganan covid-19 yang juga Bupati Sambas H Satono.

Sebagai Ketua Satgas kata dia, Bupati Sambas harus waspada. Tidak hanya menjaga pintu masuk batas negara yang resmi, namun juga menjaga yang tidak resmi.

"Jalur tikus itu yang membuat kita sulit untuk mendeteksi dan mengantisipasi. Pak Presiden berpesan, agar pintu masuk negara dijaga ketat jangan sampai menjadi pintu masuk varian baru yakni varian MU," ujar Yonny, Sabtu saat silaturahmi bersama Bupati Sambas di PLBN Aruk.

Dengan munculnya varian baru Covid-19 tersebut kata Yonny, otomatis PLBN Aruk akan jadi sorotan semua pihak, selain PLBN yang lainnya di Indonesia. Apalagi di masa pandemi ini, banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk melalui jalur tikus.

"Untuk mencegahnya, harus ada interkoneksi antar KJRI, PLBN dan Pemda.

Kami merasa selama ini masih ada masyarakat yang masuk ke Malaysia melalui jalur tikus. Itu dikarenakan kurangnya pemahaman mereka tentang PMI yang sesuai prosedural. Jika mereka terus keluar masuk lewat jalur tikus. Varian MU bisa lolos dari sana," kata Yonny.

Sementara Bupati Sambas, H Satono mengatakan, progres penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Sambas selalu dia sampaikan ke Gubernur Kalbar, Wantannas RI dan Menteri Perhubungan. Satono mengakui, banyak kendala yang dihadapi pemerintah daerah dalam penanganan pandemi Covid-19 terhadap PMI.

"Kita akui fasilitas tidak memadai. Lokasi karantina kita masih minim fasilitas. Ditambah lagi banyak PMI yang keluar masuk Malaysia melalui jalur tikus. Tapi saya apresiasi Satgas Covid-19 Sambas, mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri semuanya tidak pernah berhenti bekerja dan selalu siaga," katanya.

Bupati mengatakan jika saat ini Sambas kembali naik jadi zona orange dan menerapkan PPKM Level 3. Sebelumnya juga katanya, Sambas pernah zona merah dan turun ke zona kuning. Satgas Covid-19, selalu gencar mensosialisasikan vaksinasi massal ke masyarakat. 

Namun kata Satono, yang menjadi masalah adalah, ketika masyarakat sedang bersemangat untuk divaksin, ternyata stok vaksin di daerah tidak mencukupi. Oleh karenanya, dia sudah sering mengatakan agar Pemprov Kalbar menambah stok vaksin untuk Sambas.

"Sekarang Sambas kembali lagi zona orange. PPKM Level 3 diberlakukan. Tapi tidak apa-apa, walaupun kita berharap Sambas zona hijau. Kita sebenarnya masih minim cakupan vaksinasi. Hal itu disebabkan karena barangnya tidak ada," katanya.

"Saya sudah bilang, vaksin itu tidak bisa di bagi rata. Populasi masyarakat di Sambas itu terbesar kedua setelah Kota Pontianak. Tiga kali lipat penduduk Kota Singkawang. Sudah pasti kebutuhan kita lebih banyak," ungkap Bupati.

Satono tak menampik, selama masa pandemi, terdapat PMI keluar masuk Sambas Malaysia dari jalur tikus. Itulah yang selama ini menjadi tantangan semua stakeholder. 

"Saya yakin, Satgas Covid-19 Sambas selalu kompak dan siaga. Saya sebagai kepala daerah Sambas meminta, harus ada komitmen yang dibangun antara Sambas dan Malaysia soal penanganan PMI di saat pandemi ini. Apalagi Sambas adalah penyumbang terbesar pahlawan devisa di negeri jiran tersebut," katanya.

Share:
Komentar

Berita Terkini