Jembatan Gantung Diperbaiki, Dua Bulan Terakhir Warga Gelamak Gunakan Perahu Penyeberangan

Editor: Redaksi

 

Jasa penyeberangan perahu yang digunakan masyarakat desa Pangkalan Kongsi yang menghubungkan dusun Gelamak dan dusun lainnya di desa Pangkalan Kongsi


Sambasnews.com (TEBAS)-Jembatan gantung yang menghubungkan dua dusun didesa Pangkalan Kongsi kecamatan Tebas kabupaten Sambas, sejak dua bulan terakhir tidak bisa lagi digunakan oleh masyarakat setempat akibat dampak dari perbaikan terhadap jembatan tersebut.

Karena tidak bisa digunakan selama proses perbaikan, warga harus beralih menggunakan jasa penyeberangan perahu untuk menyeberangi aliran sungai Sebangkau yang memisahkan dusun Gelamak dan dusun lainnya di desa Pangkalan Kongsi.

Peralihan penyeberangan gantun dari jembatan ke penyeberangan perahu, dirasakan oleh Nurmala satu diantara siswa asal Desa Pangkalan Kongsi sedikit menghambat aktifitas pergi dan pulang sekolah.

"Biasanya bisa langsung menggunakan jembatan untuk pergi dan pulang sekolah, namun saat ini harus mengantri untuk menyeberang sungai," ujar Mala, Kamis (9/12/2021).

Ia menyebutkan, untuk berangkat ke sekolah harus lebih awal lagi dari pada saat menggunakan jembatan sebelum dilakukan perbaikan jembatan.

"Harus lebih awal turun dari rumah untuk ke sekolah," ucapnya.

Tidak hanya warga Pangkalan Kongsi yang menggunakan jembatan tersebut saat belum proses perbaikan, warga desa lain juga turut menggunakan jembatan yang saat ini sedang perbaiki.

Anto satu diantara warga desa Bukit Segoler yang bekerja diluar desa juga mengaku harus lebih awal turun bekerja, saat akan menggunakan penyeberangan perahu di Gelamak.

Dikatakan, yang melewati jembatan dan penyeberangan tersebut bukan hanya warga dusun Gelamak.

"Warga desa lain ada juga yang turut menggunakan jembatan yang sedang diperbaiki tersebut, dan seperti saya juga harus menggunakan penyeberangan perahu," kata Anto.

Menurut Anto, sudah lebih dari dua bulan jembatan tersebut diperbaiki. Ia turut mengungkapkan tarif penyeberangan perahu dikenakan Rp 2 ribu sekali menyeberang, dan Rp 4 ribu untuk pulang pergi.

"Dengan tarif yang demikian tidak terlalu memberatkan. Memang yang paling terdampak pekerja seperti kami dan juga siswa sekolah, karena setiap hari harus menyeberang untuk bekerja dan bersekolah," kata Anto.

"Kami sebagai pemakai jembatan hanya bisa menanti dan berharap, agar perbaikan jembatan cepat selesai, selama jembatan diperbaiki, selama itu juga kami harus menggunakan penyeberangan perahu," tutupnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini