Tanaman cabe milik Wahyudi Pemuda Parit Kongsi kecamatan Selakau |
Sambasnews.com (SAMBAS)-Wahyudi (25) pemuda warga desa Parit Kongsi kecamatan Selakau, juga seorang petani milenial saat ini bercocok tanam dan menanam berbagai jenis tanaman Hortikultura. Dan diantara yang ditanam oleh Wahyudi adalah cabe dan melon.
Anggota Gegertani Sambas, yang sekaligus anggota Jaringan Pertanian Nasional (JPN) Komisariat Daerah Kabupaten Sambas ini sudah tiga tahun terakhir menggeluti bidang pertanian.
"Terjun di dunia pertanian ini sudah memasuki tahun ketiga, dan yang saya tanam ada dua jenis tanaman hortikultura. Yaitu melon dan cabe, untuk melon saat ini saya tanam 600 batang dan cabe varietas Cakra sebanyak 1000 batang," ujar Wahyudi.
Menekuni dunia pertanian menurut Wahyudi, banyak mengalami lika likunya. Dengan tantangan terberat berupa gagal panen, di karenakan penyakit buah dan jamur pada tanaman sehingga menyebabkan tanaman menjadi mati.
"Lika liku Dunia pertanian ini memang banyak sekali tantangannya, salah satunya gagal panen di karenakan penyakit buah dan batang pada tanaman. Tetapi dengan kegagalan di awal tidak membuat saya berhenti, dan saya tetap lanjut, dan Alhamdulillah berbagai permasalahan di awal sudah bisa di atasi dengan baik, karena mendapat sebuah ilmu dari teman-teman di Gegertani Sambas," kata Wahyudi.
Ia mengatakan, merasa senang karena teman-teman dalam Gegertani bisa memberikan semangat yang baik kepadanya sebagai petani muda.
"Tentu modal semangat tersebut jugalah yang menjadikan kami bisa bangkit, sehingga dengan itu juga bisa meningkatkan ekonomi kami," katanya.
"Saya juga berharap kepada pemerintah daerah maupun pusat agar dapat memberikan bimbingan kepada kami, dan melakukan pendampingan kepada kami sebagai petani muda," sambung Wahyudi.
Selain itu, Wahyudi juga berharap bantuan dari pemerintah berupa sarana pertanian dan modal usaha pertanian.
"Kami berharap juga, kami bisa mendapatkan permodalan baik berupa modal kredit usaha rakyat. Juga bantu kami untuk mendapatkan alat dan mesin pertanian, karena selama ini kami masih banyak mengolah lahan secara manual," ungkap Wahyudi.
Ketua Komisariat Daerah JPN Kabupaten Sambas, Juliadi, mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh petani Milenial, yang sangat jeli menangkap peluang. Dengan mengolah lahan pertanian menjadi sumber peningkatan ekonomi masyarakat.
"Saya merasa senang dan memberikan apresiasi kepada petani Milenial, yang sangat respon dan jeli menangkap peluang di sektor pertanian untuk meningkatkan ekonomi. Khsusunya Petani Milenial di Kabupaten Sambas, dan saat ini juga di Kabupaten Sambas Petani Milenialnya sangat bersemangat sekali dalam mengolah lahan pertanian," ujarnya.
Ia yang beberapa bulan yang lalu di lantik menjadi ketua JPN Komda Kabupaten Sambas oleh Menteri Pertanian di Tangerang Banten mengatakan, akan selalu memberikan semangat dan selalu mendorong petani Milenial untuk bersama-sama menangkap peluang baik di sektor pertanian ini.
"Selama ini juga, melalui wadah Gegertani Sambas sejak tahun 2016. Telah melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani muda, tentu kita hadir untuk mengubah cara pandang dan memberikan semangat. Dengan berjalannya waktu juga, para petani muda ini sangat antusias sekali dalam mengolah lahan pertanian yang ada," kata Juliadi.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Kementerian pertanian yang sangat peduli sekali dengan petani Milenial, yang salah satunya saat ini dengan melakukan pelatihan bagi Petani Milenial. Yang dilakukan secara offline maupun online.
Selain itu juga, mantan ketua Himpunan Mahasiswa Islam cabang Sambas ini berharap kepada Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah, untuk bisa membantu dari sisi Permodalan bagi Petani Milenial, minimal dibantu permudah dalam mendapatkan akses KUR yang di subsidi oleh Pemerintah.
"Juga bantu Petani Milenial, dalam mengakses dan permudah untuk mendapatkan bantuan alat mesin pertanian. Karena hal itu sangat membantu sekali bagi petani Milenial, untuk mempermudah dalam mengolah lahan yang ada. Dan tentu saja bantuan dari Pemerintah merupakan penyemangat juga kepada para petani Milenial," tutup Juliadi.